Senin, 21 November 2011

Sudahkah Anda Menjadi Guru yang Mengajar dengan Hati?

Guru adalah sebuah profesi yang sangat istimewa, karena ucapan dan tindakannya akan sangat menentukan kepribadian murid. Wawasan dan keahliannya akan membentuk pandangan dan sikap muridnya akah kehidupan. Karena keistimewaannya inilah Pak Munif Chatib menyebut profesi guru adalah profesi seniman sejati. Namun, tak banyak guru yang menyadari keistimewaan profesi yang digelutinya, mereka masih berpikir guru adalah profesi yang kalah hebat dari profesi dokter, arsitek dan lain-lainnya, sehingga rasa minder, rasa tak percaya diri selalu ada dalam benaknya.

Jika rasa bangga tidak ada dalam benak setiap guru maka akan berdampak kepada kinerja dan profesinalitasnya. Mereka akan cenderung asal bekerja dan apa adanya tanpa kreativitas, kurang bertanggung jawab dan selalu mengeluh dan menyalahkan siswa. Karena rasa bangga sebenarnya akan melahirkan rasa kecintaan terhadap profesi, tanpa rasa cinta terhadap profesi ini maka setiap guru tidak akan bisa bekerja dengan hati. Guru adalah profesi yang banyak berkomunikasi dan kita sama-sama mengetahui bahwa komunikasi akan efektif kalau dilakukan dengan sepenuh hati.

Berbeda dengan seorang guru yang memiliki rasa kebanggaan akan profesi yang digelutinya, hatinya akan penuh dengan ketulusan dan kesungguhan. Karena, pekerjaan apa pun yang tidak menyertakan hati akan terasa hambar. Hati ini di sini memiliki konotasi positif, hati yang bening sesuai dengan kodratnya. Hati mereka penuh rasa cinta kepada semua muridnya, kreativitas akan mereka terus gali, mereka akan terus belajar tanpa henti, dan menciptakan inovasi-inovasi dan media-media belajar yang dapat memudahkan peserta didiknya dalam belajar.

Sebutlah Ibu Muslimah,tokoh guru dalam cerita Laskar Pelangi. Karena kebanggan dan raca cintanya menjadi seorang tenaga pendidik di sebuah sekolah yang nyaris saja ditutup, tidak membuat dirinya menyerah, tidak membuat dirinya lemah dan mengeluh. Perjuangan Ibu Muslimah tersebut hanyalah satu dari banyak contoh yang dapat kita petik hikmahnya.

Sudah seharusnya kita sebagai guru mulai belajar mencintai profesi ini, tumbuhkan rasa bangga menjadi seorang guru. Guru adalah seniman sejati, seniman yang mengapresiasikan karyanya bukan hanya untuk kepuasan pribadinya namun juga untuk kepuasan dan keberhasilan anak didiknya. Seniman sejati adalah yang hasil kerjanya terukur kualitasnya. Seniman sejati adalah yang melakukan tugasnya dengan hati, adapun maksud-maksud lain harus dipandang sebagai akibat.

Berikut ini beberapa indikator seorang guru yang guru yang mengajar dengan hati :

  1. Guru yang mengajar dengan hati selalu mau tahu dan belajar segala hal yang baru soal pendidikan, bisa IT, bisa metode dan semua ia lakukan tanpa mesti ada hubungannya dengan penggajian. Mau gajinya naik apa tidak dengan dia belajar IT dia tdk peduli, sukur2 jika ada pengaruhnya.
  2. Guru yang mengajar dengan hati tidak mudah patah semangat oleh konflik. Yang dimaksud disini adalah konflik adalah konflik dengan ortu, sesama guru bahkan dengan yayasan atau kepala sekolah. walaupun ia dalam posisi di zalimi ia tidak akan kurang mutu mengajarnya karena ia mengajar demi siswa.
  3. Guru yang mengajar dengan hati punya kehidupan lain setelah mengajar. Ini penting, guru yang hidupnya monoton cenderung ia cuma menunggu gajian hehhee
  4. Guru yang mengajar dengan hati sabar soal kesejahteraan, tapi jika ia menuntut ia akan bicara dengan bijak atau tidak sama sekali. Guru yang baik peduli akan kesejahteraannya karena ia merasa gaji juga sumber semangat ia dalam mengajar, tapi juga tidak melulu mengartikan segalanya soal uang.
  5. Guru yang mengajar dengan hati mengartikan semua hal sebagai kesempatan belajar, Ia tidak hitung-hitungan saat diminta bekerja lebih, sepanjang ia akan dapat pengalaman baru, kesempatan itu akan ia terima.
  6. Guru yang mengajar dengan hati hormat pada senior, dan mau berbagi dengan yunior. Ilmu baginya akan bertambah jika dibagi.
  7. Guru yang mengajar dengan hati punya persiapan sebelum mengajar, baginya tugas mereka adalah membuat suasana kelas menyenangkan.
  8. Guru yang mengajar dengan hati punya jurus ampuh menguasai kelas. Tidak dengan teriakan ataupun ketukan meja.
  9. Guru yang mengajar dengan hati selalu mengevaluasi hasil mengajarnya, tidak melulu menyalahkan siswa atau guru sebelumnya atas sebuah kegagalan yang dialaminya.
  10. Guru yang mengajar dengan hati memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya, bagi mereka proses keteladanan atau memberi contoh melalui sikap dan tingkah laku yang baik merupakan strategi yang ampuh dari sekedar mengajar di depan kelas.

Semua indikator diatas berpulang pada bagaimana kita mampu mengefektifkan dan mengarahkan hati kita menjadi bersih dan suci. Karena dari hati bersih dan suci itulah akan terpancar perilaku yang bersih dan suci pula. Karena tanggung jawab guru tidak hanya pada tataran administrasi dan kelembagaan/kedinasan bagaimana siswanya bisa lulus dari suatu jenjang pendidikan atau memperoleh nilai-nilai yang mengacu pada kompeten dan belum kompeten melainkan juga tanggung jawab moral yang pertanggung jawabannya didepan Allah. Bukankah ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendoakan orangtuanya adalah pahala yang terus mengalir meskipun kita sudah mati. Pada titik inilah mudah-mudahan apa yang dicita-citakan dari pendidikan bisa terwujud.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar